Kubikel Reviu : Rosalia Hotel Purwokerto

Sebelumnya saya sudah menulis cerita perjalanan saya selama jalan-jalan ke Purwokerto. Nah kali ini saya mau ngasih sedikit reviu/cerita mengenai penginapan yang saya gunakan disana yaitu Rosalia Hotel Purwokerto.

Rosalia Hotel merupakan salah satu hotel dari sekian puluhan atau mungkin ratusan hotel yang tersedia di sekitar Loka Wisata Baturraden. Saya milih hotel ini dengan pertimbangan dekat dengan Baturraden sehingga kalau saya sudah capek keliling Baturraden, ga jauh jauh amat kalau mau ke hotelnya. Saya booking lewat aplikasi Tra***oka kena harga Rp200++. Nah pas saya mau check in liat rate yang dipajang malah lebih murah jadi Rp200k saja.

Jadi kesimpulannya, yang tadinya tuh saya kira harga di aplikasi ini sudah paling murah eh ternyata kalau booking langsung masih bisa lebih murah. Oke noted. Proses check ini juga sangat cepat, begitu saya datang, staff nanyain nama dan tempat booking lalu ngasih kunci kamar ke saya setelah memfotocopy identitas saya.

Bagaimana dengan fasilitas?

Saya pakai kamar yang deluxe, kamar dengan king size bed, AC, TV dengan channel lokal, kamar mandi dalam, dan ada balkon yang langsung menghadap ke kolam renang. Untuk sarapan tidak termasuk dalam fasilitas.

Bagaimana kalau lapar dong? Ternyata ada pedagang sate dan bakso yang kalau sore pada gelar dagangan di depan hotel. Kalau mau makan keluar hotel, di sekitar dekat hotel kayaknya ga ada tempat makan. Jadi kalau nyari makan, mending ke arah bawah sekitar Unsoed yang banyak tersedia tempat makan.

Bagi yang mau renang, hotel juga menyediakan fasilitas kolam renang. Tidak terlalu besar tapi cukup lumayan nyaman bagi pengunjung yang mau main air.

Hotel ini dekat banget dengan Loka Wisata Baturraden jadi bagi pengunjung yang mau nginap di tempat yang damai dan tenang, hotel ini merupakan pilihan yang tepat. Mungkin akan lebih baik kalau ada fasilitas sarapan pagi mengingat Baturraden merupakan daerah dingin jadi bikin mudah lapar.

Salam

Jalan-Jalan ke Baturraden :Pijat dan Masker Sulfur di Pancuran Tujuh

Di sela-sela pekerjaan yang monoton tiba-tiba terbersit  ke pikiran saya mau jalan-jalan. Kali ini saya pengen daerah yang transportasi gampang kalau naik kereta. Setelah googling bentar, perhatian saya tertuju pada Baturraden. Letaknya yang strategis di Purwokerto sangat memungkinkan untuk dikunjungi.

Tak pakai lama, saya langsung buka web kereta dan lihat ketersediaan tiket dan kebetulan banget tiket ke Purwokerto masih ada, begitu pula untuk sebaliknya. Jadilah saya akhirnya menghabiskan weekend ini ke Puorto Ricohhhh.

Kereta dari Jakarta ke Purwokerto hanya butuh waktu sekitar 5 jam saja sehingga jam 4 pagi saya sudah sampai stasiun Purwokerto. Sepertinya masih terlalu pagi untuk mulai aktivitas, saya pun memilih rehat sebentar sambil menunggu langit agak terang.

img_20170114_053149.jpg

Suasana st.Purwokerto di pagi hari

Sekitar jam 6 pagi saya keluar dari stasiun dan memilih jalan kaki sampai dengan alun-alun Purwokerto. First impression saya untuk Purwokerto adalah kota kecil yang kayaknya nyaman untuk tempat tinggal. Suasananya adem kayak Sukabumi, bedanya disini lebih ramai karena ada kampus Unsoed jadinya untuk tempat hiburan juga lebih lengkap.

Begitu sampai di alun-alun, saya terkesima dengan adanya fasilitas umum berupa air keran siap minum. Kayaknya baru kali ini saya nemuin model begini di alun-alun. Poin positif yang cocok untuk ditiru pemda lain. Karena masih pagi alun-laun ini sepi banget.

Saya pun memilih lekas meninggalkan tempat ini dan nyari sarapan di sekitarnya. Kebetulan ada bubur ayam di dekat alun-alun, rasanya enak walau tanpa tambahan toping selain ayamnya.

img_20170114_055708.jpg

Keran air siap minum di alun alun

img_20170114_060755.jpg

Enak enan

Perut sudah terisi dan saya memilih jalan kaki lagi sekedar pengen lihat kondisi kota Purwokerto di pagi hari tapi tampaknya sendi-sendi kehidupan belum banyak terlihat, hanya mungkin anak-anak sekolah yang baru berangkat ke sekolahnya. Selebihnya hanya jalanan lengang. Akhirnya saya memutuskan langsung nyari angkot yang menuju ke Baturraden.

Loka Wisata Baturraden

Angkot yang saya tumpangi berhenti tepat sampai di depan pintu masuk loka wisata Baturraden. Nampaknya karena masih pagi sekitar jam 8, pengunjung juga masih sedikit. Saya pun langsung ke loket untuk beli tiket dan minta brosur peta loka wisata karena lokasinya yang cukup luas. Kalau dilihat di peta, spot terjauh di tempai ini adalah pancuran tujuh, baru disusul dengan pancuran tiga.


Saya memutuskan untuk menuju Pancuran Tujuh dahulu, ternyata dari lokasi wisata ke sana mesti trekking sekitar 2,7 km. beberapa pengunjung mengurungkan niat kesana.
Saya pun berhenti sejenak, selain karena mikiran jarak yang cukup jauh juga karena malah gerimis. Sambil nunggu gerimis menghilang, saya mampir ke warung dan minum kopi sama indomie.

Tak berapa lama gerimis menghilang dan ada serombongan bocah yang pada naik ke arah pancuran tujuh. Tekad saya pun muncul, sudah sampai disini sayang rasanya tak sekalian kesana. Saya pun memutuskan mau trekking. Begitu sampai di tengah perjalanan, saya seperti hilang di hutan karena kiri kanan hanya hutan tanpa ada rumah rumah penduduk atau pun warung.

Akhirnya setelah berjibaku dengan jalanan yang sepi dan lumayan menguras keringat sampai juga saya di pintu masuk Pancuran Tujuh. Tiket masuk kesana dihargai Rp13.000 per pengunjung hampir sama dengan tiket masuk Lokas Wisata nya. Dari pintu masuk ke spot Pancuran Tujuh masih harus trekking lagi sekitar 250 meter.

Untuk menghilangkan lelah yang terasa, para pengunjung bisa memilih pijat dengan sulfur baik cuma kaki dan tangan saja atau bisa juga seluruh badan plus berendah air panas. Kalau cuma kaki tangan cukup Rp10.000an saja, kalau mau seluruh badan plus berendam air panas kena Rp50.000 dan tempat berendamnya Rp5.000. enak banget di badan apalagi kaki yang habis pegel buat jalan kaki, rasa lelah langsung plong ilang. Sulfurnya juga tidak bau jadi tidak mengganggu pernapasan. Selain itu juga bonus bisa curcol sama tukang pijetnya #ehhh.

Kira-kira sejam waktu yang dibuthkan pijet, berendam sama bilas air bersih karena berendam air panas hanya disarankan paling lama 15 menit, selebihnya ga baik untuk badan. Saya pun memutuskan mau kembali ke Loka Wisata. Nah kalau mau turun nih ada angkutannya ke bawah, nanti di antas sampai pintu depan lokas wisata. Cuma karena saya nunggu lebih dari setengah jam, ga ada juga pengunjung lain yang mau turun jadi saya pun memutuskan balik lewat jalur trekking tadi dengan ambil jalur sekalian ke pancuran tiga.

Di pancuran tiga saya tidak mencoba hanya lihat dari bagian atas dan ambil dokumentasi sebentar karena kayaknya ga jauh beda sama Pancuran tujuh.

Nah untuk di loka wisatanya, ada beberapa spot yang sempat saya kunjungi. Nah untuk penjelasan ada di masing gambar/foto berikut ini.

Setelah puas menikmati hiburan di loka wisata, saya langsung menuju hotel yang sudah saya booking hari sebelumnya. Kebetulan juga habis itu hujan deras sampai sore jadi saya memilih mandi dan langsung ketiduran sampai kebangun di sore hari karena perut keroncongan minta diisi. Lucunya hotel yang saya tempati ini, penjual bakso sama sate pada mampir di depan pintu loby jadi pengunjung yang kelaparan kayak saya ini bisa tinggal pesan ke mereka. Kenyangggg *elus perut*

Habis itu saya baru kepikiran, kayaknya saya seharusnya nginepnya deket deket Unsoed aja karena Baturraden ketika sudah sore ya sepi banget ga ada apa apa mana sempet mati listrik jadi saya memutuskan mau ke alun alun buat lihat situasi alun alun ketika malam hari sekalian nyari tempat ngecharge hape.

img_20170114_194231.jpg

Suasana alun alun Purwokerto malam hari

Suasana alun alun ketika malam hari cukup ramai, tidak seramai alun alun di kota lain tapi lumayan menyenangkan berkunjung kesini apalagi ada air mancur pas di depan tulisan PURWOKERTO nya yang dilengkapi lampu kelap-kelip ketika malam. Malam kian larut dan saya pulang ke penginapan naik taksi karena angkot sudah ga ada di malam hari.