Lagi rame banget di mana-mana soal almamater yang katanya mau ditutup sama yang punya kuasa. Yah mau bagaimana lagi, dianya yang punya hak untuk berkata ini itu. Pan yang kayak kita-kita ini cuma bisa sendiko dawuh to ya?ya ya ya kan…

Berhubung tiga tahun sudah saya kuliah di tempat itu banyak sekali kenangan yang ada di dalam kepala ini yang tentunya sampai kapan pun tak akan pernah bisa dilupakan. Empat tahun lalu tepatnya saya mulai berkenalan dengan almamater saya itu. Ya namanya juga sekolah gratis pasti banyak sekali yang ingin kesana apalagi bagi lulusannnya bisa melenggang untuk jadi peenes.
Saya ceritain dulu ya tentang almamater saya itu. Sekolah itu ada di Bintaro sektor lima dekat dengan Bintaro Plaza. Sekolahannya emang bisa dibilang kurang tenar dibanding UI,ITB atau UGM. Yah namanya juga sekolah kedinasan. Berikut ini beberapa kenangan yang masih melekat erat di kepala ini:
ADA KAMBING DI AREA KAMPUS?

Pernahkah terpikir kalian akam menemukan kambing berkeliaran di sekitar kampusmu? Nah kalau di kampusku itu bukan lagi sekedar angan-angan. Alasannya karena dulunya daerah ini memang masih pinggiran Jakarta yang berupa pedesaan yang banyak penduduknya memlihara ternak. Seiring dengan perkembangan jaman area ini pun berubah menjadi kawasan perumahan mengingat harga tanah yang masih bisa dibilang lebih murah daripada di pusat Jakarta. Akibatnya para penduduk pun mulai kekurangan lahan untuk menggembala ternaknya. Lagian waktu itu kampus juga belum dipagari sehingga menyebabkan ternak warga pun mudah untuk mengakses area kampus. Keberadaan kambing ini beneran ada sampai sekitar tahun 2008. Sejak tahun tersebut kampus pun mulai memagari sekitar untuk mencegah ternak warga berkeliaran di sekitar kampus. Hal ini karena waktu bu menteri tercinta itu datang ke kampus, si kambing-kambing itu pun ikut menyambut kedatangan beliau. Gegerlah kemudian berita itu di civitas akademika kampus. Bahkan sampai Koran kampus juga ikut memberitakan hal ini.
KAMPUS BERNUANSA RELIGIUS

Nah kalau yang satu ini sudah jadi rahasia umum bahkan sampai ada yang bilang kalau ini kampus sebagai kampus agama hehehe. Hampir sebagian persatuan mahasiwa berlabel muslim. Tentunya yang agama lain ada juga tetapi karena mayoritas muslim jadinya organisasi muslimya juga jadi mendominasi. Ini penting mengingat lulusan dari kampus ini akan menjadi “punggawa keuangan Negara” katanya. Benteng mental yang kuat tentu diperlukan untuk menjadi pelayan masyarakat yang konon dulu dikenal sebagai lahan basah. Bagusnya sekarang dengan adanya reformasi birokrasi wacana lahan basah itu pun mulai luntur. Entahlah bagaimana dengan faktanya. Tapi sepanjang yang saya tahu pengawasan dari berbagai lini telah dilakukan untuk mencegah perilaku laknat yang bernama korupsi itu. Dari diri saya pribadi saya bersyukur masuk ke kampus ini saat reformasi birokrasi telah bergulir sehingga tidak sempat mengenal dunia jahiliyah hehe.
MAHASISWA BANYAK NYAMBI SEBAGAI PENGAJAR PRIVAT
Hal ini lazim diambil oleh mahasiswa untuk menambah uang tambahan. Banyak juga yang memang mandiri dengan mengandalkan pendapatan dari mengajar les privat tanpa mendapatkan kiriman dari orang tua sebagaimana lazimnya mahasiswa. Untuk mahasiswa seperti ini saya mengacungkan kedua jempol saya bahkan kalau perlu dengan jempol kaki saya juga hehe.

Sebenarnya cukup beralasan mengapa banyak mahasiswa yang bekerja sampingan karena pada umumnya mahasiswa-mahasiswa tersebut dulunya adalah juara-juara kelas saat di sekolah menengah. Tak sedikit mereka adalah siswa-siswa yang diterima di PTN-PTN berkelas di Indonesia seperti UI,ITB,UGM,Unpad dll. Mereka rela meninggalkan bangku kuliah yang menjadi incaran puluhan ribu bahkan ratusan ribu calon mahasiswa.
KAMPUS DENGAN KEUANGAN BEM CUKUP BESAR

Pendidikan di kampus ini tidak dipungut biaya aka gratis tetapi untuk daftar ulang maba/miba (baca: mahasiswa/i baru) dikenakan biaya pendaftran dari pihak BEM. Biaya ini adalah biaya yang akan digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan selama mengikuti pendidikan di kampus. Jumlahnya sekitar 700-an ribu peranak. Katakanlah kalau maba/miba baru ada sekitar 1500 maka jumlah dana yang akan masuk ke kas BEM akan mencapai 1M. lumayan kan kalau untuk beli kacang bisa sama toko-tokonya hehe.
PEMECAH REKOR MURI SEBAGAI SEKOLAH KEDINASAN DENGAN PENDAFTAR TERBANYAK TAHUN 2007
Pada tahun 2007 pendaftar USM mencapai 125.000-an pendaftar. Hal ini memecahkan rekor sebagai sekolah kedinasan dengan pendaftar terbanyak tahun 2007. Tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan yang cukup signifikan karena perubahan kebijakan di setiap tahun penerimaan maba/miba. Mungkin tahun ini akan semakin sedikit dengan adanya kebijakan baru yang baru diambil si-empunya kebijakan. Yah saya sih berharap kampusku itu tetep berdiri dan ada sampai kapan pun. Tapi mau gimana lagi itu hanya harapan saya yang mewakili suara-suara alumnus dari kampus itu. Mari berdoa agar itu terkabul. Aminnnnn.

Itu beberapa catatan kenangan saya yang masih terlintas saat kampusku itu disebut. Tentunya masih banyak kenangan lain yang tak akan pernah lekang dari ingatan kita.
*Minggu, 26 Juni 2011 lantai tiga kosan, Gambir-Jakarta.
sumber gambar:
http://ikh4m.student.umm.ac.id/2010/08/16/kerrapan-kambing/
http://www.gfmcirebon.com/?p=1853
http://grandmall10.wordpress.com/2010/10/20/peran-komunikasi-terhadap-lancarnya-proses-belajar-mengajar/
http://bikinduit.com/
http://celotehkangribut.blogspot.com/2010/06/piala-dunia-vs-dunia-piala_29.html
http://fulanbinfulan.wordpress.com/2010/10/05/sekelumit-cerita-reuni-akbar-stan-2010/