Sebelum saya cuap cuap sampai muncrat saya mengucapkan selamat tahun baru 2013, baik yang mau merayakan dengan cara macet macetan di jalanan maupun yang cukup tiduran di rumah karena hujan seperti yang saya lakukan. Berkumpul bersama keluarga bagi perantau seperti saya sudah merupakan kenikmatan tersendiri.

Berbicara tentang tahun baru ini juga mengingatkan saya bahwa telah hampir setahun saya berada di kota daeng ini. 8 Januari 2012 tepatnya ketika saya ngetwit “menginjakkan kaki pertama kali di kota daeng”. Banyak hal yang sudah lewati di kota ini. Termasuk liburan ke berbagai tempat di Makassar ini.
Alhamdulillah-nya adalah sejak bulan Mei setiap bulan kecuali November saya bisa pulang ke Jawa entah karena dapat tugas maupun memang sedang cuti. Nah untuk libur yang terakhir di bulan Desember ini yang mau saya ceritakan.
Entah pertengahan Juli atau Agustus
Teman sekantor saya ngasih tahu bahwa ada promo early bird Garuda ke Surabaya. Sebagai perantau kata-kata promo tiket merupakan hal yang paling dinanti. Tanpa banyak kata saya iyain saja karena kapan lagi bisa naik Garuda murah meriah.
22 Desember 2012
Setelah mengalami resechedule akhirnya jam terbangnya menjadi jam 20.00 WITA. Sampai disini semua baik baik saja. Dan terbang ke Surabaya pun berlalu dengan lancar.
Pukul 21.00 WIB kami tiba di Bandara Juanda. Kemudian kami menuju terminal Bungur karena mau melanjutkan perjalanan via bus ke Magelang.
Pukul 22.00 WIB kami tiba di terminal Bungur dan mulai menunggu bus Eka yang akan membawa kami ke Magelang. Semenit, dua menit, tiga menit,..setengah jam belum nampak satu pun bus yang datang. Di terminal banyak sekali penumpang yang juga menunggu bus Eka. Satu per satu mulai menghilang karena bujukan tukang ojek untuk di anter ke pol bus Eka. Awalnya kami menolak untuk ke pol. Tapi setelah hampir sejam tak juga ada bus yang datang kami pun berubah pikiran.
Pukul 22.30 WIB kami tiba di pol bus Eka dan betapa terkejutnya kami karena antrian untuk mengambil tiket bus itu sudah sangat panjang. Oiya sistem per-bus-an di Surabaya berbeda dengan daerah lain seperti di Joga misalnya. Di sana penumpang biasanya akan berebut naik ke atas dan setelah bus berjalan baru di tarik tarifnya. Jika di pol biasanya akan diminya mengambil nomer tiket untuk tempat duduk di bus. Menurut saya hal ini sangat buruk karena mesti berebut tempat duduk untuk dapat naik, berbeda dengan di daerah lain yang beli tiket di bawah sehingga tinggal naik dengan tenang.
Penumpang yang mengantri di tempat itu hampir 2000 orang sehingga sudah pasti sampai pagi nunggunya. Dan benar saja dari jam 23.00 sampai dengan 05.00 kami baru dapat tempat di bus. Yang lebih konyol adalah penomoran tempat duduk di bus itu juga tidak selazimnya. Karena sebelah kanan bagian A dan sebelah kiri B dari 1 sampai 20. Yang terjadi adalah yang seharusnya di depan masuk dari belakang, yang tengah ada di belakang dan seterusnya. Alangkah lebih baik jika penomoran langsung saja 1 sampai dengan 40 sehingga penumpang tidak kebingungan.
Badan yang sudah sangat lelah dan kelaparan yang mendera membuat kami langsung ketiduran begitu bus berjalan. Ternyata jalan di sepanjang Sragen ke Jogja macet parah sehingga kami baru bisa sampai Jogja jam 3 sore. kemudian masih harusnnaik lagi bus untuk ke Magelang. Benar benar perjalanan yang sinting utnuk sampai di rumah
Taksi – Pesawat – Damri – Ojek – Bus Akap – Bus – Jemput – Sampai rumah – *pingsan
Kalau saja tahu segila itu riwehnya mending saya pesan travel saja atau bahkan ga usah pakai promo-promoan segala karena kalau dihitung hitung juga biaya ga selisih banyak.
Semoga perusahaan bus Surabaya-Jogja makin diperbanyak sehingga penumpang mempunyai pilhan lain ketika peak season bukan cuma Eka atau Mira.
Salam kelenger