Menikmati Pesona (Asap) Lembah Harau dan Kelok 9 Payakumbuh

Sebelumnya…

Rupanya pagi di Bukittinggi tidak ada ayam berkokok sama sekali. Entah emang karena Bukittinggi termasuk kota (?) atau memang ga ada warga yang miara ayam jantan. Entahlah.

Pagi sekitar pukul 8 saya check out dari hotel lantas ikut angkot merah yang lewat depan hotel menuju ke terminal Aur Kuning. Dalam perjalanan saya melihat Rumah Kelahiran Bung Hatta di pinggir jalan tapi seperti hari sebelumnya, entah kenapa saya malas mau mampir kesana. Sopir angkot menunjukkan ke saya dimana mesti menunggu angkutan traneks yang menuju ke Payakumbuh. Setelah menunggu beberapa waktu datanglah traneks yang ke Payakumbuh dan saya segera naik. Baca lebih lanjut

Iklan

Bukittinggi Nan Menggoda Untuk Dikunjungi Part 2

Sebelumnya…

Berdasar petunjuk maps dan nanya orang saya sampai juga ke Goa Jepang. Sebelumnya saya mampir ke tempat makan Picak Sikai. Letaknya dekat pintu masuk ke Goa Jepang dan sekitar 50 meter masuk dari jalan raya. Bentuknya berupa rumah sederhana. Saya tahunya tempat ini dari detikTravel tentang kuliner Bukittinggi. Menu utamanya ada dua yaitu Picak (seperti gado-gado), bedanya picak ini pakai rebung dan keripik singkong. Rasanya sama aja kayak kita makan gado-gado. Nah yang spesial adalah menu kedua yaitu Lamang Tapai (ketan tape). Walau secara tampilan sederhana tapi rasanya enak banget.

Picak

Picak

Lamang Tapui

Lamang Tapui

Baca lebih lanjut

Mengunjungi Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, Padang Panjang, Sumbar

tampak depan

tampak depan PDIKM

Sebelumnya…

Saya mememulai ngebolang pada Jumat 23 Oktober 2015. Pagi sekali saya berangkat ke Bandara Soetta karena memang saya memilih penerbangan pagi untuk menghemat waktu sehingga siangnya saya bisa menikmati waktu di Padang Panjang. Penerbangan selama 100 menit terasa sebentar karena saya ketiduran. Maklum malam sebelumnya saya tidur jam 24.00 malam dan mesti bangun pagi jam 3.30 jadi begitu duduk di pesawat saya langsung tidur. Baca lebih lanjut