Menikmati Pesona (Asap) Lembah Harau dan Kelok 9 Payakumbuh

Sebelumnya…

Rupanya pagi di Bukittinggi tidak ada ayam berkokok sama sekali. Entah emang karena Bukittinggi termasuk kota (?) atau memang ga ada warga yang miara ayam jantan. Entahlah.

Pagi sekitar pukul 8 saya check out dari hotel lantas ikut angkot merah yang lewat depan hotel menuju ke terminal Aur Kuning. Dalam perjalanan saya melihat Rumah Kelahiran Bung Hatta di pinggir jalan tapi seperti hari sebelumnya, entah kenapa saya malas mau mampir kesana. Sopir angkot menunjukkan ke saya dimana mesti menunggu angkutan traneks yang menuju ke Payakumbuh. Setelah menunggu beberapa waktu datanglah traneks yang ke Payakumbuh dan saya segera naik. Baca lebih lanjut

Iklan

Bukittinggi Nan Menggoda Untuk Dikunjungi Part 2

Sebelumnya…

Berdasar petunjuk maps dan nanya orang saya sampai juga ke Goa Jepang. Sebelumnya saya mampir ke tempat makan Picak Sikai. Letaknya dekat pintu masuk ke Goa Jepang dan sekitar 50 meter masuk dari jalan raya. Bentuknya berupa rumah sederhana. Saya tahunya tempat ini dari detikTravel tentang kuliner Bukittinggi. Menu utamanya ada dua yaitu Picak (seperti gado-gado), bedanya picak ini pakai rebung dan keripik singkong. Rasanya sama aja kayak kita makan gado-gado. Nah yang spesial adalah menu kedua yaitu Lamang Tapai (ketan tape). Walau secara tampilan sederhana tapi rasanya enak banget.

Picak

Picak

Lamang Tapui

Lamang Tapui

Baca lebih lanjut

Bukittinggi Nan Menggoda Untuk Dikunjungi

Sebelumnya…

Perjalanan dari Padang Panjang ke Bukittinggi hanya sebentar, palingan satu jam saja dengan ongkos Rp8.000. Dari hasil nanya nanya lagi ke orang saya turun di suatu pertigaan yang kemudian nyambung angkot warna merah dengan nomor 14 sampai di sebelah Jam Gadang tepat.

susana Jam Gadang siang hari

susana Jam Gadang siang hari

Rasanya senang dan terjawab sudah keinginan saya melihat Jam Gadang yang katanya ada angka Romawi IIII. Dan ternyata emang bener jam 4 di jam Gadang di tulis IIII bukan IV, salah satu kesalahan pembuat yang akhirnya jadi hal unik tersendiri. Waktu di PDIKM, saya melihat salah satu foto yang menunjukkan bahwa puncak Jam Gadang di masa lalu tidaklah berbentuk seperti rumah Minang seperti yang sekarang. Baca lebih lanjut