Weekend Escape : Mengunjungi Suaka Elang dan Curug Cibadak

Assalamualaikum

Hola bray gimana kalian sehat?

Yang kerja sudah pada gajian? Yang masih kuliah sudah dapat kiriman dari orang tua? Sudahhhhhh.

Nah kalau sudah mari sini sini ngumpul, gua mau cerita.

Minggu lalu, teman-teman gua Para Pencari Curug (PPC) pada ngajakin ke curug lagi. Gua sudah excited tingkat dewa, eh pas gua tanya malam menjelang hari H acara batal karena beberapa teman gua lagi sakit.

Plan A batal dan untungnya sehari sebelumnya, Reni juga ngajakin gua ke Bogor ke daerah Suaka Elang Loji di kecamatan Cigombong, Bogor. Gua hubungi Reni dan hasilnya kita jadi kesana setelah calling-calling beberapa teman buat ikutan.

Pagi sekitar jam tujuh gua jemput teman gua –Risti- yang kosannya masih deketan sama kosan gua, terus kita langsung menuju ke stasiun Kalibata. Ga berapa lama Reni dan Grace datang juga, kita langsung ikutan KRL yang menuju Bogor. Nah di Bogor, temannya Reni datang jadi kita fix berlima untung trip weekend kali ini.

Sebelum berangkat, seperti biasa kita nyari sarapan di deket Jembatan Merah. Kita semua milih sarapan bubur. Lagi enak enak makan dan hujan pun turun. Sempet pada ragu apakah akan lanjut atau tidak. Yah namanya aja kota hujan, bukanlah hal aneh kalau hujan jadi kita mantap tetap lanjut nyari angkot buat dicarter. Ga sulit nyari angkot karena di Bogor ini sudah kayak jamur di musim hujan, buanyakkkkk.

Kita dapat satu angkot, tawar-menawar sampai deal Rp500.000 buat PP seharian. Biasanya sih sekitar Rp400k tapi karena suaka loji ini emang agak jauh, dekat ke Sukabumi jadi sepertinya wajar kalau agak mahalan. Abang sopirnya jemput temannya buat ganti shift, etdah baru ngerti gua kalau sopir angkot itu ada shift segala. Nah sopir pengganti juga ngajak sopir lainnya. Lah kok jadi sopirnya ganti ganti gini?

Oke lupakan soal sopir yang penting kita berangkat.

Mungkin karena pagi itu hujan jadi jalanan agak macet.

Beberapa jam kemudian gua cek di maps karena kok angkotnya udah masuk jalan raya Sukabumi. Ternyata kita kelewat. Mesti muter lagi sambil nanya nanya penduduk sekitar. Sekitar jam 12 lebih kita baru nyampe di SD tempat parkir untuk yang bawa mobil, untuk parkir motor masih bisa lanjut nanti parkirnya di bagian bawah.

Karena masih hujan ringan kita makan cilok. Dan ternyata disitu juga banyak rombongan dari Backpacker Jakarta yang sedang mau camping di Loji juga.

Drama Sandal

Begitulah gua sebut, sudah tahu mau trekking ke curug kokya Reni sama Grace pada pakai sepatu ala ngemall sehingga temannya itu mesti nyari sandal jepit di warung. Lucunya nih dianya juga pakai sandal selop dan ga ikutan beli sandal jepit. Baru nanti pas dia atas kerepotan karena sandalnya copot.

Dari SD itu kita mulai trekking, kalau hanya untuk sampai area camping/ suaka elang cuma paling 20 menit sudah nyampai. Nah begitu nyampai area camping kita salah baca plang “AREA CAMPING SUAKA ELANG”. Jadi kita membacanya penunjuk itu mengarahkan ke AREA CAMPING dan SUAKA ELANG. Ternyata suaka elangnya itu di bawah, sudah kelewat.

Akibat salah baca itu, kita tetep naik ke arah curug Cibadak karena beranggapan kalau Suaka Elangnya ada di atas.

“Pak kalau dari sini naik kira-kira berapa lama?” gua nanya penjaga tiket masuk.

“Paling cuma setengah jam aja kok” kata yang jaga.

Ada satu hal yang kami tidak teliti, setengah jam tentulah bagi dia yang sudah seperti rumahnya sendiri. Bagi kami, hampir sejam lebih untuk sampai curug karena jalan yang tanjakannya lumayan curam. Di beberapa tanjakan mungkin nyampai 45^.

Penampakan curug Cibadak agak beda dengan curug lainnya karena air nya tidak terjun melainkan mengalir di dinding tebing, mungkin setinggi 30 meteran. Pas kita nyampai sih pengunjung dikit tapi habis itu berdatangan segrup bocah bocah seumuran belasan tahun yang memenuhi hampir semua spot curug. Akhirnya kami memilih turun. Di area camping kami foto foto bentar terus langsung keluar area camping.

Nah pas di tengah jalan kami berpapasan dengan rombongan lain. Dia lagi cerita ke rombongan lainnya kalau di pertigaan dari jalan di depan kita itulah Suaka Elang.

Daebak, kebetulan banget kan. Kami nyari nyari ga nemu eh ternyata disitulah dia. Mampirlah kami ke area penangkaran elang. Di kandang elang itu hanya ada 2 ekor elang. Oh iya penangkaran elang ini merupakan tempat penyesuaian diri elang sebelum dilepas kembali ke alam.

Tak lama kami disitu, langsung turun kembali ke tempat parkir angkot dan kita kembali ke Bogor.

Kita minta didrop aja ke jalan Surya Kencana buat makan malam. Nyari soto Bogor ga dapat dapat, antara karena ada yang jualannya campur babi atau ada yang antriannya panjang banget. Akhirnya kita milih soto di kayak rumah makan gitu yang didepan tokonya juga jualan soto tapi kita milih yang di dalam, keputusan yang kami sesali karena nunggunya luama dan rasanya kayak air hambar. Sudah gitu sotonya dihargai Rp30.000 per porsi, kita sumpahin ga laku tu toko, gila aja harga segitu hanya untuk soto yang rasanya ga jelas.

Karena kesel dengan makan soto, kita akhirnya mampir ke café Cyrano buat makan lagi.

Setelah itu kita manggil grab untuk ngantar ke stasiun dan kami pun balik ke Jakarta.

Iklan

One Day Trip Explore Majalengka Bareng Backpacker Jakarta

Beberapa waktu yang lalu, gw sempet ngelihat postingan Instagram teman kantor -@maslucky – tentang terasering Panyawueyan Argapura di Majalengka. “Bagus kali tempatnya” gitulah pikiran gw waktu itu. Kirain terasering itu hanya ada di Bali aja. Di Majalengka pula yang sebelumnya tak pernah terlintas di pikiran kalau disana ada tempat wisata yang menarik. Jujur kalau ditanya apa yang gw ketahui tentang Majalengka? Paling gw hanya tahu slogan yang sering gw denger “Majalengka digoyangggggg”.

Sampai beberapa hari kemudian Backpacker Jakarta (BPJ) melalui akun instagram juga ngadain one day trip Explore Majalengka. Kebetulan banget bukan? Gw ngajakin beberapa temen buat gabung ke trip ini tapi pada berhalangan. Ada yang lagi mau lembur, ada yang dinas, ada yang milih tidur aja dan ada ada aja alasan lainnya. Sampai kemudian satu temen yang bisa ikutan yakni Wuyung.

Sempet menghubungi 2 contact person yang ada di IG, agak lama sih dibalasnya. Yang satunya bilang sudah habis seat tinggal masuk waiting listnya. Oke berarti belum beruntung gw. Besoknya gw hubungi CP yang satunya dan katanya masih bisa gabung. Akhirnya gw dan Wuyung pun masuk list trip kali ini. Legaaaa.

One day trip ini akan mengunjungi beberapa spot sesuai yang tertera di postingan IG Backpacker Jakarta yaitu Terasering Panyaweuyan Argapura, curug Muara Jaya, curug Ibun, Telaga Biru dan puncak Tusuk Gigi.

1485654437727.jpg

Sabtu (11/01) Wuyung nyamperin gw ke kosan baru malamnya kita ngegojek ke sekretariat BPJ di deket RS Uki di Cawang. Sekitar jam 22.00 kita nyampai disana setelah kebingungan nyari di sekitar halte trans Jakarta UKI. Ternyata letak sekrenya malah sebelumnya. Dan ternyata di sebelah sekre itu ada penitipan motor 24 jam, walah tahu gitu kan gw mending langsung bawa motor aja ya. Pas masuk ke depan sekrenya, ternyata peserta sudah banyak yang ada di situ.

Sambil nunggu elf nya datang, kita pada main uno. Gw sih cuman ngeliatin doang karena udah ngantuk. Lama juga elfnya datang, baru sekitar jam setengah satu pagi kita berangkat. Lalu gw pun tertidur dan baru terbangun ketika kita sudah sampai Majalengka. Ngebo banget engga sih gw tidurnya. Kita solat subuh di masjid depan alun alun kecamatan Maja (yang tadinya gw kira alun-alun Majalengka).

Spot yang dikunjungi adalah terasering Panyaweuyan (sumpah ya gw sering kesrimpet untuk ngucapin namanya ini). Untuk menuju kesana elf harus mengikuti jalan menanjak, belok kanan-kiri dengan tikungan yang kadang membuat gw refleks pegangan ke kursi saking ngerinya kalau sampai elfnya ga kuat nanjak, bisa alamat dah.

Begitu sampe tempat parkir, kita tinggal jalan sekitar 200 meter untuk menuju spot terasering yang paling ciamik. Sayangnya nih ternyata banyak teraseringnya yang sudah dipanen daun bawang/ bawang nya jadi ya kelihatannya jadi kurang hijau di beberapa bagian. Untuk melihat pemandangan yang lebih bagus kami nanjak dikit sampai puncak bukit, nah dari sini baru deh bisa lihat pemandangan 360^.

Kalau laper disitu juga ada yang jualan gorengan, kopi dan sebangsanya itu. Ada dua pedagang yang berjejer menyediakan cemilan buat pengunjung.

Setelah dirasa cukup kami beranjak ke tujuan kedua yaitu curug Muarajaya yang letaknya ternyata ga jauh dari terasering itu. Paling cuma 10 menit untuk kesitunya. Jalan ke curugnya mengingatkan gw dengan jalan ke air terjun Kedung Kayang di Magelang dimana kita mesti trekking menurun. Nah curugnya ini ada dua bagian yaitu bagian bawah dan atas.

Kayaknya sih enak buat mandi tapi karena minggu sebelumnya gw udah mandi di curug Sunyi Baturraden jadi kali ini cukup ngelihat aja lah. Gw sama Wuyung malah balik naik duluan dan kita pilih mampir ke warung untuk ketiga kalinya ( dua kali di daerah terasering). Lapar apa doyan kita ini? hahaha.

Spot ketiga yaitu curug Ibun. Kata ibu penjaga warung yang sebelumnya kita samperin tadi, curug Ibun itu udah ditutup karena ada musibah yang merenggut nyawa pengunjung beberawa waktu lalu. Benar aja pas kita kesana, jalan menuju curugnya kayak ga terurus gitu. Di bagian bawah baru ada keterangan kalau sudah ditutup. Tapi ditutupnya hanya dihalangin bambu kecil gitu jadi kita tetep ke bawah bentar buat lihat.

Serius cuman bentar kok. Habis itu kita pun beranjak untuk nyari makan siang. Ada yang milih makan sate ada pula yang milih makan mie ayam, gw termasuk yang kedua.

Spot terakhir yang kita kunjungi adalah telaga Biru yang katanya sih pemandangan bawah airnya bagus banget. Sayang seribu sayang begitu sampai, daerah sekitar telaga hujan. Ada yang tetep pada turun dari elf untuk ngelihat tapi ada juga yang lebih milih diam di elf sambil nonton film yang diputer sopir. Telaga Biru sebenarnya bagus hanya karena hujan itu jadi kita ga bisa lama lama disitu karena ga ada tanda tanda hujan akan reda.

Untuk spot Puncak Gigi sepertinya tidak jadi dikunjungi di trip kali ini. Ga tahu kenapa. Gw bahkan ga tahu puncak Gigi itu tempat apaan.

Jam 5 sore kita mutusin untuk balik ke Jakarta dan sampai di sekre BPJ jam 22.30.

Thanks teman-teman BPJ untuk jalan-jalannya.

img-20170129-wa0000.jpg

Jalan-Jalan ke Baturraden : Segernya Mandi di Curug Sunyi

Di hari berikutnya, saya nyempatin berenang di kolam renang hotel karena memang warna biru kolam renangnya sangat menggoda untuk dijamah. Sekitar jam 10 pagi saya check out dari hotel dan jalan kaki menuju Telaga/Curug Sunyi yang jaraknya sekitar 2 km dari hotel ke arah timur. Kenapa saya milih jalan kaki? Karena memang ga ada angkot yang menuju kesana.

Di perjalanan menuju ke telaga, saya melewati banyak spot spot menarik, pertama saya lewat depan Hutan Baturraden yang juga dibuka untuk tempat wisata, pikir saya sih nanti kalau sempet saya mau kesini juga.

Berikutnya saya melewat peternakan sapi milik kementerian pertanian. Sapi-sapinya kayak sapi di Australia gitu jadi susananya kayak di Baturraden (loh). Sayangnya sapi-sapinya pada menjauh dari area jalan raya. Mungkin mereka juga malas melihat kendaraan pada lalu lalang lewat. Berikutnya ada tempat terapi ikan, kalau mau coba hanya dengan Rp5.000 sudah bisa. Ada juga Baturraden Forrest Adventure (BFA) bagi yang mau nyobain permainan-permainan wahana alam.

Sekitar 45 menit jalan kaki, sampai juga saya di telaga Sunyi, tiket masuknya Rp13.000. kayaknya semua tiket masuk sudah diseragamin karena pengelolanya sama. Waktu saya sampai di telaga, pengunjungnya tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa keluarga yang datang dan berlalu begitu saja, sementara grup anak muda lebih menikmati dengan berenang di telaga yang dalamnya sekitar 5 meter.

Di sepanjang sungai di bawah telaga juga ada pengunjung yang memilih mandi di sana karena mungkin lebih aman. Air dingin dan seger banget buat mandi atau sekedar berendam. Awalnya sih saya malas tapi karena sudah jauh jauh kesini rasanya terlalu sayang untuk dilewatkan untuk dicoba.

Melihat cuaca yang berangsur mendung saya pun bergegas balik ke aras hutan Baturraden, menjelang sampai di pintu masuk hujan pun turun. Saya memilih menunggu hujan reda di warung bakso. Tapi ternyata hujannya lama, saya pikir opsi masuk ke hutan hujan hujan gini bukan pilihan yang tepat. Tapi mau balik ke stasiun masih terlalu lama keretanya (kereta jam 9 malam dan saat itu masij jam 2 siang).

Untuk menunggu malam, saya pun ke daerah alun alun lagi. Kali ini saya memilih nonton di bioskop Rita Mart yang masih dalam masa pembangunan. Jadi lantai 1 sebagian sudah beroperasi, lantai 2 sampai dengan 4 masih belum beroperasi karena masih masa pembangunan dan lantai 5 buat bioskop CGV. Saya milih nonton film Korea.

Sebelum ke stasiun saya mampir ke Bakmi Jowo Mbah Bus di deket pintu masuk arah stasiun. Meskipun rasa sangat biasa saja, tapi karena dari siang saya cuma makan bakso jadi saya tetep makan dengan lahap dan kenyang. Saya pun ke stasiun dan kembali ke Jakarta dengan pengalaman baru ini.