Dilema Negara Berkembang

1111

Sumber : disini

Nampaknya dilema bukan hanya milik Cheribelle atau remaja masa kini saja. Dilema juga sedang di hadapi negara ini sebagai negera berkembang. Dilema macam apa itu? Yakni dilema antara pembangunan ekonomi dan tata kelola segala aspek menyangkut masyarakat terlebih soal transportasi publik.

Tumbuh dan berkembang merupakan hal yang alami pada setiap manusia maupun negara. Sampai kita kadang tak menyadari pertumbuhan itu sendiri. Tumbuh di negara berkembang diikuti pula dengan perkembangan masalah yang ada.

Sebuah negara ada adalah untuk memberikan pelayanan dan pengawasan terhadap warganya. Pelayanan bisa diberikan dalam bentuk penyediaan barang dan/atau jasa publik. Lantas darimana penyediaan barang dan/atau jasa publik tersebut berasal? Tak lain tak bukan adalah dari pendapatan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pendapatan bisa dipungut dari berbagai sumber seperti pajak, PNBP, Hibah dan lain-lain. Nah contoh salah satu kebijakan pemerintah terkait pendapatan negara adalah kebijakan mobil murah. Semakin banyak mobil yang terjual tentu pemerintah akan diuntungkan dengan adanya PPN yang bisa dipungut. Namun tentu hal ini bertolak belakang dengan rencana pemerintah untuk mengatur mobil di Jakarta. RENCANA YANG TAK PERNAH JELAS KAPAN JADINYA. Bahkan Jakarta yang sudah dipimpin pak Ahok pun tak segera menerapkan pengaturan kendaraan di Jakarta. Harus menunggu siapa lagi coba?

Entah benar atau hanya sekedar wacana pemerintah bersama dengan beberapa negara berkembang telah membuat kesepakatan untuk mengurangi emisi karbon (fokusbogor.com). Tampak bertolak belakang bukan dengan kebijakan mobil murah?

Di sisi lain, masyarakat juga membutuhkan layanan pemerintah seperti transportasi publik. Transportasi yang mudah, murah dan nyaman tentu didambakan oleh banyak orang. Busway misalnya, murah iya, mudah iya, tapi nyaman sepertinya belum. Masih banyak busway yang kondisi jauh dari nyaman. Panas, waktu tunggu lama, dan hub dengan stasiun yang kadang lumayan jauh di beberapa halte. KRL pun tak jauh beda. Waktu tunggu yang kadang lama, penumpang yang berjubel luar biasa.

Terkadang saya heran.

Melihat di film film Jepang, tidak ada anak sekolah naik motor ke sekolah. Mereka biasanya naik sepeda, bus jemputan atau bus umum. Tapi di Indonesia bukan hal yang aneh lagi melihat pemandangan anak sekolah mengendarai motor bahkan mobil.

Sekali lagi apakah ini hanya fenomena di negara berkembang? Fenomena dimana negara cenderung malas menegakkan hukum. Penyerobot jalan busway yang tak pernah ditindak sementara pemerintah mengharap warganya lebih memilih busway daripada kendaraan pribadi. Perokok yang merokok melenggang bebas tanpa ada yang mengawasi.

Negara dengan banyak rencana dan tak pernah jadi fakta. Masih ingat bukan dengan rencana redenominasi Rupiah? penyatuan zona waktu? Monoroil?

Mungkin hanya Tuhan yang tahu kenapa semua jadi begini!

Pengunjung yang baik meninggalkan jejak berupa komentar :)