Salah satu bagian penting ketika pergi ke suatu tempat adalah bagaimana kita mencapai tempat itu? Apalagi jika hal ini berkaitan dengan saat kita jalan-jalan atau traveling. Momen momen mengesankan bisa jadi muncul dalam proses mencapai tempat tujuan tersebut.
Sepertinya halnya jenis barang lain, kendaraan pun sama. Ada kendaraan umum ada pula kendaraan privat. Masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangan.
Kendaraan umum.
Kendaraan umum bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa bus, kereta, angkot, oplet (oke ketahuan angkatan kapan) dan lain-lainnya.
Saya sangat suka naik kendaraan umum ketika saya jalan-jalan karena dari situ saya dapat tahu denyut nadi kehidupan masyarakatnya. Tentunya juga karena ongkosnya jauh lebih murah ketimbang sewa kendaraan pribadi.
Selain itu, perjalanan jadi lebih mengesankan karena perlu proses bertanya-kepada-orang-lain, nyari angkutan yang dimaksud, tersesat, tanya lagi dan sampailah di tempat yang kita mau. Adakalanya saya malah lebih menikmati proses ini daripada tujuan itu sendiri.
Kendaraan pribadi. Tentu lebih nyaman karena semau-mau kitalah mau belok sana, belok sini. Yah pokoknya namanya sudah bayar ya thats yours. Ada uang ada barang jadi ya tentu butuh fulus yang lebih banyak.
Berdasarkan pengalaman, naik kendaraan umum di Semarang, Bandung, Sumatera Barat lumayan mudah. Kalau di Banyuwangi saya lebih memilih sewa mobil karena obyeknya jauh-jauh dan tidak memungkinkan naik angkot. Untuk di Makasaar, angkot (dikenal sebagai pete-pete) juga mudah.
Bagaimana dengan Jogja? Saya merasa gagal sebagai kendaraan-umum-mania. Pasalnya sebagai orang Magelang saya malah hampir ga pernah naik kendaraan umum di Jogja. Jadi kalau ada temen mau ke Jogja nanya angkot saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Yang pasti di Jogja ada Trans Jogja. Saya sering lihat kalau lagi mudik keluar dari stasiun Tugu. Sayangnya, tidak ada yang langsung ke terminal Jombor, pakai acara muter dulu lah ke Malioboro. Jadilah saya ga tertarik untuk mencoba naik Trans Jogja.
Kalau di Bali lain lagi. Kalau mau naik kendaraan umum ada bus (entah apa namanya saya lupa, hanya pernah sekali naik). Sepertinya ada angkot juga waktu saya di Denpasar tapi saya ga nyobain karena untuk spot spot tujuan yang akan saya datangi tidak ada angkotnya. Jadilah saya memanfaatkan call a friend haha.
Memang tidak semua daerah mempunyai sistem kendaraan umum yang memadai sehingga terkadang sewa kendaraan pribadi jadi pilihan terbaik. Ada sih yang lebih baik dari yang terbaik (namanya terus apa dong hahaha) yaitu call a friend alias manggil teman, minta tolong untuk ditemenin. Jangan lupa pengertian, take and give. Kalau kita sudah ngerepotin yang kita kasih balik perhatian dalam bentuk lain, misal traktir makan.
Jadi mana pilihanmu, naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi?